BIREUEN — Aceh Wetland Foundation menggelar pelatihan citizen journalism berbasis isu konservasi jurnalistik warga yang tinggal di kawasan hutan gambut Paya Nie yang berlangsung dua hari Sabtu-Minggu (27-28/8/2022) di Sekretariat AWF di Gampong Blangme Kutablang Bireuen.
Acara tersebut kerjasama antara AWF dengan LSM Selamatkan Hutan Hujan. Kegiatan tersebut juga turut diprakarsai platform media publik, Acehnesia.com.
Para peserta tampak antusias mengikuti pelatihan menulis dan cara berpikir seperti jurnalis.
Yusmadi, inisiator citizen journalism berbasis isu lingkungan di Aceh menjadi pemateri tunggal dalam pelatihan tersebut.
Yusmadi mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk membekali para peserta agar mampu menggali, mengumpulkan informasi, dan menyebarluaskan informasi tersebut dengan melatih ketrampilan jurnalistik sesuai dengan kode etik jurnalis.
“Tujuan kegiatan ini dilaksanakan supaya menjadi bekal para peserta untuk menggali bakat menulis mereka sehingga mampu menginformasikan sebuah berita dalam suatu media, baik cetak, online, atau medsos,” ujar Yusmadi.
Selain itu, dikatakan bahwa dalam kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan jurnalis warga yang mampu melahirkan tulisan-tulisan tentang isu lingkungan khususnya terkait dengan upaya pelestarian Paya Nie.
“Ini juga untuk mendorong pemerintah dalam membangun Paya Nie yang lebih baik ke depannya,” katanya.
Tampak jelas raut wajah antusiasme dari 12 peserta dalam mengikuti kegiatan ini.
Pasalnya materi yang diberikannya pun beragam diantaranya teori dasar dasar jurnalistik, menulis suatu informasi berdasarkan fakta serta sesuai dengan observasi yang dilakukan di lapangan.
Tidak hanya itu para peserta juga diajak untuk langsung mengobservasi di area sekitar dan menarasikan hasil obervasi dalam sebuah tulisan.
Aplikasi PayaNie.Com
Sementara itu, dalam sesi pelatihan yang akan berlangsung Minggu (28/8/2022), besok, panitia pelatihan akan memperkenalkan platform payanie.com sebagai corong warga melaporkan isu Paya Nie.
“Aplikasi ini akan sangat membantu peserta dan masyarakat secara umum untuk bisa menghimpun banyak persoalan di kawasan Paya Nie, sehingga bisa dijadikan referensi bagi pemerintah dalam mencarikan solusi yang komprehensif,” ujar ketua Panitia, Fa-Tan. (*)
Sumber: Acehsatu.com